Sabtu, 16 Juni 2012

Kekasih Sejati VS Kekasih Standard



Kekasih standard selalu ingat senyum diwajahmu
Kekasih sejati juga mengingat wajahmu waktu sedih



Kekasih standard akan membawamu makan makanan yang
enak-enak
Kekasih sejati akan mempersiapkan makanan yang
kamu suka



Kekasih standard setiap detik selalu menunggu
telpon dari kamu
Kekasih sejati setiap detik selalu teringat ingin
menelponmu



Kekasih standard selalu mendoakan mu kebahagiaan
Kekasih sejati selalu berusaha memberimu kebahagiaan


Kekasih standard mengharapkan kamu berubah demi dia
Kekasih sejati mengharapkan dia bisa berubah untuk
kamu



Kekasih standard paling sebal kamu menelpon waktu
dia tidur
Kekasih sejati akan menanyakan kenapa sekarang
kamu baru telpon?



Kekasih standard akan mencarimu untuk membahas
kesulitanmu
Kekasih sejati akan mencarimu untuk memecahkan
kesulitanmu



Kekasih standard selalu bertanya mengapa kamu
selalu membuatnya sedih?
Kekasih sejati akan selalu mananyakan diri sendiri
mengapa membuat kamu sedih?



Kekasih standard selalu memikirkan penyebab perpisahan
Kekasih sejati memecahkan penyebab perpisahan



Kekasih standard bisa melihat semua yang telah dia
korbankan untukmu
Kekasih sejati bisa melihat semua yang telah kamu
korbankan untuknya



Kekasih standard berpikir bahwa pertengkaran
adalah akhir dari segalanya
Kekasih sejati berpikir, jika tidak pernah
bertengkar tidak bisa disebut cinta sejati



Kekasih standard selalu ingin kamu disampingnya
menemaninya selamanya
Kekasih sejati selalu berharap selamanya bisa
disampingmu menemanimu



Kekasih standard selalu berusaha menjanjikanmu
yang selama ini kau impikan
Kekasih sejati akan berhati-hati dalam berjanji
karena dia tidak ingin kau kecewa



Kekasih standard akan membahas semuanya denganmu
Kekasih sejati tidak ingin kau memikirkan
apa-apa,dia sudah menyiapkan semuanya untukmu



Kekasih standard akan merindukanmu ketika kau jauh
Kekasih sejati akan tetap merindukanmu bahkan
ketika kau didekatnya



Penjara Hati


Pernahkah kamu terpenjara, pernahkah? Sebuah penjara sunyi nan gelap, sebuah penjara yang ada jauh di dalam perut bumi, sebuah penjara yang tak memiliki setitik cahayapun yang bahkan rembulan tak akan pernah bersinar dan langit hitam tak berbintang. Sebuah penjara hati, aku menamakannya.
Sunyi kelam hati ini, begitulah ia. Sebuah penjara tanpa ruang untuk memasukinya, sebuah penjara yang hanya dikelilingi oleh tembok ilusi dan rupa-rupa. Sebuah eksistensi yang begitu menggugat, sebuah hati yang hitam. Tolong jangan pernah menyentuhnya.
Aku berharap kau tidak akan pernah mengalaminya. Tak akan pernah ia menyapamu, atau paling tidak ia tidak akan menjadi sekelam ini. Sebuah bagian tanpa ruang tanpa waktu, lebih pekat dari hitam terpekat, lebih menghisap daripada bintang mati yang terhisap oleh gravitasinya sendiri. Amat menggugat, ia amat menggugat.


… dan tak ada ruang untuk menangis …
Ini bukan bagian yang terbentuk oleh cinta yang terlunta dan terluka, sama sekali bukan. Dia bukan tercipta dari ribuan hampa dan kejenuhan yang terakumulasi, sama sekali tidak. Hanya setitik awal ia terbentuk, mengakar, menyebar, lalu kau tersadar dia telah menjadi begitu kelam. Tak ada tempat untuk bernafas dalam hitam sepekat itu, tak ada ruang untuk hidup.
… jantung yang terus berdetak memompa nyawa, namun tanpa jiwa …
Coba engkau bayangkan, walau ia tak akan pernah terbayangkan kecuali engkau rasakan. Bagaimana sebuah hati yang hitam dan amat pekat, hati yang begitu liat, hati yang tak memiliki ruang untuk disentuh. Bayangkanlah dia begitu menggurita menjalari setiap pembuluh kehidupanmu, menancap keras di nadi-nadimu, dan seluruh ototmu menjadi tak pernah kau mengerti.
Mungkin hanya Tuhan yang mampu membuat hati itu kembali putih, menjadi seperti awal ia terlahir, mungkin hanya Tuhan. Dan hanya Tuhan yang mampu membuat ia sepekat itu, hanya Tuhan … bukan oleh yang lain, bukan cinta, bukan hampa, bukan kesunyian, bukan kemarahan. HANYA TUHAN.
… sebuah bongkah hitam yang ada dalam tiap tubuh, dan memakan jiwa …
Penjara itu masih tetap sesunyi yang lalu, masih tetap menjadi hitam yang terpekat, menjadi tak terbantahkan dan terbilang. Entah kapan ia akan mulai melunak dari liat, menjadi sedikit pudar dari hitam, dan memiliki sedikit bunyi dari tak bersuara. Hitam yang bukan hanya hitam, sunyi mendalam daripada hampa. Penjara hati.
… setitik lalu mengakar, menjalar lalu tumbuh. Sebuah kisah: PENJARA HATI 


I'm happy sad 

Selasa, 12 Juni 2012

Seruan Satu Nafas

Aku merasakan hembusan lembut pada leher bagian belakang.
Perlahan dan lalu menghanyutkan…
Aku merasakan dekapan tegap kedua lenganmu.
Membuat tubuhku merasa nyaman dipelukmu…

Aku rasa aku harus berbalik agar dapat menatap mata indahmu..
Menyentuh pipimu…
Berjingkat sedikit lalu mendekati wajahmu
Semakin dekat semakin menggebu…

Aku tak ingin memulai terlebih dulu!
Kubiarkan kau melumat penuh bibirku,
Merasakan basah-basahnya disana..
Menghapus kepedihan yang kurasa
Dan lalu kita bersatu, satu nafas..
Menyerukan cinta, satu suara..

Ah Kekasihku!