Andai aku memiliki teman yang mampu
mengerti bagaimana rasa kesepian itu. Bukan kesepian biasa yang mampu hilang
dengan sendirinya. Kesepian ini begitu menggugat, meminta untuk diperhatikan
atau jiwa menjadi taruhan.
Tak ada yang mengerti aku di dunia ini.
Tak pernah ada.
Aku berjalan sendirian di dunia ini
dalam jiwa yang sepi dan hampa. Aku tidak membutuhkan kekasih teman, aku
membutuhkan seorang sahabat. Seorang sahabat yang mampu membawa cahaya dalam
ruang pengap gelap hatiku ini.
“Bukankah kamu tertawa Dea?” Tanya
seorang teman. “Lantas,
mengapa sepi masih melanda.”
“Andai engkau mampu mengerti teman.
Andai engkau mampu mengerti…”batinku
Dalam jiwaku, ada aku yang meringkuk sepi sendiri. Sebuah jiwa yang tak ingin
diusik. Namun dalam jiwaku juga ada aku yang melihat jiwa sepiku itu dari
bilik-bilik jendela kegelapan. Hanya ada sedikit temaram dalam hati ini dalam
luasan gelap seluruh titik.
Aku yang tak mengerti aku…
Ketika, rasa
sepi itu datang lagi. Dhea coba usir
dengan lagu dan buku namun tak mampu
hilang.
Aku menghubungi sahabatku. Mungkin dia memiliki solusi di tengah puncak rasa
kesendirian ini. Namun tak ada yang mampu menggugatnya.
Andai kesepian
itu sebuah batu, ingin kuhancurkan ia dengan api hingga menjadi pasir serpihan.
Andai kesepian itu adalah air, ingin ku
bakar ia hingga menjadi uap tak berbentuk.
Andai
kesepian itu laksana gas, kan kutekan dan mempatkan ia hingga menjadi cair.
Di antara ratusan galaksi, mengapa aku
masih merasa sepi? Di antara jutaan bintang, mengapa sepi ini masih saja
melanda? Di antara milyaran jiwa, mengapa aku harus merasa hampa.
Andai aku mengerti. Andai aku mengerti…
Tak semudah itu memahami maksa sepi di
hati. Kekosongan hati oleh rasa hampa. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di
hati, sesuatu yang membuatku merasa mual dan ingin muntah. Sesuatu yang
semestinya harus dikeluarkan tetapi tak akan mampu. Hanya Tuhan yang mampu.
Aku bingung. Bagaimana harus menjelaskan
sesuatu yang tak akan mampu dijelaskan. Aku bingung.
Andai semudah itu menjelaskan makna
hampa di jiwa. Andai semudah itu…
Tuhan,
apakah ini sebuah hukuman?