Minggu, 26 agustus 2012 Pantai Kwaru :* ZFARA.aubmii
Dahulu kala, langit dan laut saling jatuh cinta. Mereka sama2 saling
menyukai 1 sama lain. Saking sukanya laut terhadap langit, warna laut = langit,
saking sukanya langit terhadap laut, warna langit = laut.
Setiap senja datang, si laut dengan lembut sekali membisikkan "aku cinta
padamu" ke telinga langit. Setiap langit mendengar bisikan penuh cinta
laut pun, langit tidak menjawab apa2 hanya tersipu2 malu wajahnya semburat
kemerahan.
Suatu hari, datang awan... begitu melihat kecantikan si langit, awan seketika
itu juga jatuh hati terhadap langit. Tentu saja langit hanya mencintai laut,
setiap hari hanya melihat laut saja. Awan sedih tapi tak putus asa, mencari
cara dan akhirnya menemukan akal bulus.
Awan mengembangkan dirinya sebesar mungkin dan menyusup ke tengah2 langit dan
laut, menghalangi pandangan langit dan laut terhadap 1 sama lain.
Laut merasa marah karena tidak bisa melihat langit, sehingga dengan
gelombangnya, laut berusaha menyibak awan yang mengganggu pandangannya.
Tapi tentu saja tidak berhasil.
Lalu datanglah angin, yang sejak dulu mengetahui hubungan laut dan langit
merasa harus membantu mereka menyingkirkan awan yang mengganggu.
Dengan tiupan keras dan kuat, angin meniup awan ... Awan terbagi2 menjadi
banyak bagian, sehingga tidak bisa lagi melihat langit dengan jelas, tidak bisa
lagi berusaha mengungkapkan perasaan terhadap langit.
Sehingga ketika merasa tersiksa dengan perasaan cinta terhadap langit, awan
menangis sedih. Hingga sekarang, kasih antara langit dan laut tidak
terpisahkan.
Kamu juga bisa melihat di mana mereka menjalin kasih. Setiap ke laut, di mana
ada 1 garis antara laut dan langit, di situlah mereka sedang bersatu.
aku(dhea), dita, devita, luki, sobri, zainal, yang bawah hedit =D
Minggu, 26 Agustus 2012
Kamis, 23 Agustus 2012
Bidadari itu : "Perempuan Shaleh"
|
|
oleh
: Jalaludin Rakhmat
|
|
|
|
"Benarkah hadis
yang mengatakan bahwa kebanyakan penghuni neraka itu perempuan ?" tanya
seorang murid kepada Imam Ja'far. Fakih besar abad kedua hijrah itu tersenyum.
"Tidakkah anda membaca ayat Al-Qur'an - Sesungguhnya Kami menciptakan
mereka sebenar-benarnya ; Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta
dan berusia sebaya (QS 56:36- 37) -. Ayat ini berkenaandengan para bidadari,
yang Allah ciptakan dari perempuan yang saleh. Di surga lebih banyak bidadari
daripada laki-laki mukmin." Secara tidak langsung, Imam Ja'far menunjukkan
bahwa hadis itu tidak benar, bahwa kebanyakan penghuni surga justru perempuan.
Hadis yang
'mendiskreditkan' perempuan ternyata sudah masyhur sejak abad kedua hijrah.
Tetapi sejak itu juga sudah ada ahli agama yang menolaknya. Dari Imam Ja'far
inilah berkembang mazhab Ja'fari, yang menetapkan bahwa akikah harus sama baik
buat laki-laki maupun perempuan. Pada mazhab-mazhab yang lain, untuk anak laki-laki
disembelih dua ekor domba, untuk anak perempuan seekor saja. Mengingat
sejarahnya, mazhab Ja'fari lebih tua, karena itu lebih dekat dengan masa Nabi
daripada mazhab lainnya. Boleh jadi, hadis- hadis yang memojokkan perempuan itu
baru muncul kemudian : sebagai produk budaya yang sangat maskulin ?
Karena banyak ayat turun
membela perempuan, pada zaman Nabi para sahabat memperlakukan istri mereka
dengan sangat sopan. Mereka takut, kata Abdullah, wahyu turun mengecam mereka.
Barulah setelah Nabi meninggal, mereka mulai bebas berbicara dengan istri
mereka (Bukhari). Umar, ayah Abdullah, menceritakan bagaimana perempuan sangat
bebas berbicara kepada suaminya pada zaman Nabi. Ketika Umar membentak karena
istrinya membantahnya dengan perkataan yang keras istrinya berkata : Kenapa
kamu terkejut karena aku membantahmu ? Istri-istri Nabi pun sering membantah
Nabi dan sebagian malah membiarkan Nabi marah sejak siang sampai malam. Ucapan
itu mengejutkan Umar : Celakalah orang yang berbuat seperti itu. Ia segera menemui
Hafsah, salah seorang istri Nabi : Betulkah sebagian di antara kalian membuat
Nabi marah sampai malam hari ? Betul, jawab Hafsah (Bukhari).
Menurut riwayat lain,
sejak itu Umar diam setiap kali istrinya memarahinya. Aku membiarkannya, kata
Umar, karena istriku memasak, mencuci, mengurus anak-anak, padahal semua itu
bukan kewajiban dia. Anehnya, sekarang, di dunia Islam, pekerjaan itu dianggap
kewajiban istri. Ketika umat Islam memasuki masyarakat industri, berlipat
gandalah pekerjaan mereka. Berlipat juga beban dan derita mereka. Untuk
menghibur mereka para mubalig ( juga mubalighat ) bercerita tentang pahala buat
wanita saleh yang mengabdi (atau menderita) untuk suaminya : Sekiranya manusia
boleh sujud kepada manusia lain, aku akan memerintahkan istri untuk sujud
kepada suaminya (hadis 1). Bila seorang perempuan menyakiti suaminya, Allah
tidak akan menerima salatnya dan semua kebaikan amalnya sampai dia membuat
suaminya senang (hadis 2). Siapa yang sabar menanggung penderitaan karena
perbuatan suaminya yang jelek, ia diberi pahala seperti pahala Asiyah binti
Mazahim (hadis 3).
Setelah hadis-hadis ini,
para khatib pun menambahkan cerita-cerita dramatis. Konon, Fathimah mendengar
Rasul menyebut seorang perempuan yang pertama kali masuk surga. Ia ingin tahu
apa yang membuatnya semulia itu. Ternyata, ia sangat menaati suaminya begitu
rupa, sehingga ia sediakan cambuk setiap kali ia berkhidmat kepada suaminya. Ia
tawarkan tubuhnya untuk dicambuk kapan saja suaminya mengira service-nya kurang
baik.
Cerita ini memang
dibuat-buat saja. Tidak jelas asal-usulnya. Tetapi hadis-hadis itu memang
termaktub dalam kitab-kitab hadis. Hadis 1 diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud.
Tetapi Bukhari (yang lebih tinggi kedudukannya dari Abu Dawud) dan Ahmad
meriwayatkan hadis sebagai berikut : Ketika Aisyah ditanya apa yang dilakukan
Rasulullah di rumahnya, ia berkata: "Nabi melayani keperluan istrinya
menyapu rumah, menjahit baju, memperbaiki sandal, dan memerah susu."
Anehnya, hadis ini jarang disebut oleh para mubalig. Karena bertentangan dengan
'kepentingan laki-laki' ?
Hadis-hadis lainnya
ternyata dipotong pada bagian yang merugikan laki- laki. Setelah hadis 2, Nabi
berkata,"Begitu pula laki-laki menanggung dosa yang sama seperti itu bila
ia menyakiti dan berbuat zalim kepada istrinya." Dan sebelum hadis 3, Nabi
berkat, "Barang siapa yang bersabar (menanggung penderitaan) karena
perbuatan istrinya yang buruk, Allah akan memberikan untuk setiap kesabaran
yang dilakukannya pahala seperti yang diberikan kepada Nabi Ayyub."
Tetapi, begitulah, kelengkapan hadis ini jarang keluar dari khotbah mubalig (
yang umumnya laki-laki ).
Maka sepeninggal Nabi,
perempuan disuruh berkhidmat kepada laki-laki, sedangkan laki-laki tidak
diajari berkhidmat kepada perempuan. Fikih yang semuanya dirumuskan laki-laki
menempatkan perempuan pada posisi kedua. Beberapa gerakan Islam yang dipimpin
laki-laki menampilkan ajaran Islam yang 'memanjakan' laki-laki. Ketika sebagian
perempuan muslimat menghujat fikih yang mapan, banyak laki-laki saleh itu
berang. Mereka dituduh agen feminisme Barat, budak kaum kuffar. Mereka dianggap
merusak sunnah Nabi.
Nabi saw berkata,
"Samakanlah ketiak kamu memberi anak-anakmu. Bila ada kelebihan, berikan
kelebihan itu kepada anak perempuan." Ketika ada sahabat yang mengeluh
karena semua anaknya perempuan, Nabi berkata, "Jika ada yang mempunyai
anak perempuan saja, kemudian ia memeliharanya dengan sebaik-baiknya, anak
perempuan itu akan menjadi pengahalang baginya dari api neraka (Muslim).
Pendeknya, dahulukan
perempuan, kata Nabi dahulu. Pokoknya utamakan laki-laki, teriak kita sekarang.
Disalin tanpa ijin dari buku:
Catatan Kang Jalal, Visi Meida, Politik Dan Pendidikan Editor : Miftah F. Rakhmat Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA BANDUNG Cetakan Kedua April |
Bila Aku Jatuh Cinta
|
|
Allahu Rabbi aku minta
izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang Hingga membuat lalai akan adanya Engkau
Allahu Rabbi
Aku punya pinta Bila suatu saat aku jatuh cinta Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu dan membuatku semakin mengagumi-Mu
Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati Pertemukanlah kami Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu
Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku Anugerahkanlah aku cinta-Mu... Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu
Amin !
|
aku ingin seperti yang lain
Dari dulu temenku cuma ituitu aja, cuma temen sekolah. aku pengen, punya temen yang banyak, yang bisa diajak shareing, bercanda, maen dan banyak lagi.
Aku betah sih kalau cuma dirumah aja, tapi itu karna terbiasa, mungkin aku dulu diajarin nggak kelayapan kaya cewek cewek yang nggak bener itu. tapi, aku juga butuh teman, bukan cuma hp, komputer, tv, buku. Aku butuh temen yang sepantaran yang kalau diajak ngobrol bisa nyambung.
Aku paling tua diantara adik-adikku, jadi aku nggak bisa curhat sama mereka.
Aku butuh teman...
Iya, hp, bisa buat smsan, sasma pacar, untung kalau punya pacar, yang setia menemani, hlah kalo nggak punya? hp sama aja sepinya
Dann, aku sering sakit hati kalo denger orang lain menghina tubuh kecilku, sampai hati rasanya *nyess, tapi aku bakalan tegar.. walau udah berkalikali digituin
Tuhan, aku butuh teman,
Aku betah sih kalau cuma dirumah aja, tapi itu karna terbiasa, mungkin aku dulu diajarin nggak kelayapan kaya cewek cewek yang nggak bener itu. tapi, aku juga butuh teman, bukan cuma hp, komputer, tv, buku. Aku butuh temen yang sepantaran yang kalau diajak ngobrol bisa nyambung.
Aku paling tua diantara adik-adikku, jadi aku nggak bisa curhat sama mereka.
Aku butuh teman...
Iya, hp, bisa buat smsan, sasma pacar, untung kalau punya pacar, yang setia menemani, hlah kalo nggak punya? hp sama aja sepinya
Dann, aku sering sakit hati kalo denger orang lain menghina tubuh kecilku, sampai hati rasanya *nyess, tapi aku bakalan tegar.. walau udah berkalikali digituin
Tuhan, aku butuh teman,
Minggu, 05 Agustus 2012
Air Mata ...
Begitu dingin sore
ini, seharusnya aku dapat menuai senyuman dan tawa maupun canda di tempat
ini. Tawa riang, mungilnya suara – suara yang menggemaskan. Hmmm, ternyata
tetap saja tak mampu mengusir segala keresahanku. Senyuman mereka mungkin
setidaknya dapat menghilangkan kepenatanku. Pertanyaan yang kritis tapi tetap
polos, :) …......
Ku lihat langit
mendung membingkis keindahan senja yang biasanya ada. Suasana begitu dingin
dan sepi. Sementara sorak ramai mengusik sekitarku. Bak lagu Dewa
“kosong....” Seketika aku tak dapat bernafas kala mengingat dan merasakan
perasaan itu hadir lagi. Seperti badai angin yang begitu besar telah
menghempas keras dalam dadaku. Sesak. Haruskah aku menangis lagi? Sementara bilik
– bilik kerinduan tak akan cukup tertawarkan oleh itu. Ya Tuhan.. tolong aku.
Terkadang begitu ingin
aku berlari, pergi sejauh mungkin dari keberadaanku saat ini, meninggalkan
apapun yang ada di sini. Dan tak mau aku sisakan apa yang sudah aku lewatkan.
Akan tetapi tak bisa, aku tak bisa. Semua terekam jelas pada bayangan dan
ingatanku. Kenangan. Yah, itulah kenangan. Namun bukankah sikap meninggalkan
sesuatu hal yang harus kita selesaikan, kita tuntaskan dan berpura tak
peduli atau acuh itu hanya akan dilakukan oleh seorang pengecut / pecundang?
. Ku rasa aku tidak mau memantaskan diriku dengan sebutan itu. Tidak, insya
Allah tidak.
Kehidupan mempunyai jalur sendiri...
dimana ada hitam dan putih, dimana ada beragam warna yang mengentaskan segala asa dan rasa. Bagaimanapun bentuk dan rupa, kehidupan bersama ujian ada tugas dari-Nya. Tidaklah manusia diciptakan untuk juga menjalankan amanahnya? Semua adalah pemimpin mulai dari dan untuk dirinya maupun bersama. Dan dalam berbagai kehidupan ini ada bermacam pilihan, dimana keputusan dalam pilihan itu membawa resiko dan tanggung jawab. Yah, dan di situlah tanggung jawab penuhku sebagai manusia yang diciptakan-Nya, ku harus lebih paham. Aku tahu, aku tak punya kekuasaan apapun dalam kehendakku, karena aku bukan siapa -siapa di sini, bukan dunia yang kejam jika saja selalu kepahitan yang aku telan, Tuhan tidak akan mungkin mendzalimi hamba – hamba-Nya. Berfikir saja jika ada ujian dan cobaan karena Tuhan maukan kita lebih menjadi pribadi yang handal dan kuat , lebih kuat lagi dalam kehidupan. Insya Allah.
Namun memang, semua
itu beratlah adanya untuk dijalankan. Keikhlasan, tak dapat kita lakukan
dengan sekejap dan instan. Terkadang kesakitan dan luka – luka ini akan
terbiarkan dengan berjalannya waktu hingga itu menjadi keikhlasan yang
terurai dan menghambar bersama masa – masa yang berlalu dari hadapan kita.
Kadang aku berfikir
saat aku benar - benar lelah dan tertekan ku coba berfokus pada keinginanku
betapa inginya aku dapat lebih tulus untuk menjalankan semua ini, jika saja
tiada tempat untukku melabuhkan kasih sayang dan cinta, bukankah ada Tuhan?
Ada Allah SWT yang selalu ada untukku, walaupun tak mampu aku mengingkari aku
butuh seseorang yang dapat berbagi suka duka denganku dengan ikatan yang
halal.hmm ya ya ya,
Kondisi yang
menekan sering menjadikan aku bersuara dalam hati “ biarkan saja yang
menyakiti bersama hati dan hak mereka, dan inilah ujian kesabaran yang
sebenarnya, bukankah ikhlas itu tak akan pernah kita ketahui dimana ujungnya
karena itu rahasia Allah dan hamba-Nya yang telah diridhoi-Nya.
Sekalipun memberikan yang terbaik, kadang tak kebaikan pula yang ku dapat,
dan meskipun aku berusaha untuk menjaga dan mengamalkan kejujuranku dengan
pengertian demi pengertian tapi ternyata masih ada dusta yang
dapat melukaiku tanpa rasa peduli. Atau bahkan dapat menghancurkan utuhnya
percayaku. Tak kan berhenti saja di situ, masih ada lagi, tetapi karena
kasih sayang-Nya, cinta-Nya mengajarkan aku untuk memaafkan. Mungkin itulah
kenapa aku merasakan betapa pedulinya aku pada jiwa – jiwa yang selalu saja
menyakitiku. Mereka tak akan pernah tau, mungkin untuk sekarang, namun ku
yakin sebuah kesabaran dengan sabar yang baik, itu pasti akan terasa.
Bukankah aku pernah mengucap “ apapun yang dari hati, akan tersampai pula pada hati”. Rasanya memang kadang menyedihkan, karena
aku seperti menghibur diriku sendiri, meleram keresahanku dan gelisahku.
Padahal itu tak mudah. Bagaimana aku dapat berkata itu gampang? Jika saja aku
selalu belajar dari apa yang telah aku dapatkan hari ini. Sementara semua
juga butuh waktu untuk mencernanya, masya Allah walhamdulillah ala kuli hal.
Aku dapat menangis, karena aku manusia, tentu
saja tambahannya karena aku ini wanita.
Akan tetapi air mata bukan segalanya di atas pusara yang pedih ini. Duka tak dapat menutup nestapa dan hampa. Semua menjadikan aku belajar lebih bijaksana dalam segi sudut pandang pun juga pemahaman. Alhamdulillah.
Tuhan Maha Adil, Maha
Mengasihi dan Maha Menyayangi. Dan Dia selalu mempunyai cara untuk menyampaikan
kecintaan-Nya kepada hamba-Nya.
Ujian yang besar,
mungkin dapat mengahncurkan segala impian, tapi bukankah bisa saja apa yang
tidak kita sukai itu adalah pesan kasih sayang-Nya, dan apa yang kita sukai
dan kita bisa sakit di dalamnya itu pun karena Tuhan juga tak ingin kita
menemukan kesalahan yang sama. Selalu ada cinta dari-Nya dalam bentuk apapun
yang Ia suguhkan pada kita. Allahu Akbar..., betapa dahsyatnya rasa ini.
Dari sisa kehancuran
itu, ku berfikir bahwa Tuhan akan menciptakan seseorang
yang “besar” yang tegar, dan yang kuat, dan itulah pilihan-Nya, wallahu Alam.
Memang pedih di saat kita butuh seseorang yang mampu menopang kita dalam
kerapuhan namun itu tidak ada, atau bahkan mereka tak peduli pada kita, tapi
mungkin juga dari situ aku juga merasa, bahwa aku ini milik Dia
seutuhnya. Tuhan pun selalu merindukan kita yang merintih meminta dan berdoa
hanya pada-Nya. Terkadang tak jarang prasangka curiga mampir dalam
hati, tapi setelahnya, ku coba berbalik lagi berkata pada hatiku sendiri,
perlahan ku kikis serabut hitam dalam hulu putihku, dan belajar bertahan
untuk lebih percaya,
“ sesungguhnya dalam kesulitan ada kemudahan, sesudah kesulitan adan kemudahan” Subhannallah.., Walhamdulillah.
Tiada yang berkurang
sampai hari ini, bagi jiwa – jiwa yang pernah mengahncurkanku, yang sempat
menghempaskan aku dalam jurang yang paling.....dalam, sekalipun hantaman
keras itu membuat hatiku membiru karena kepalsuan, dan membuat aku terbaring
lemah dalam panjangnya kebisuan, Sungguh Maha Besar Allah yang telah
memberikan kasih sayang dan pengertian yang tulus padaku. Hingga aku dapat
mengatakan “ dan karena cinta itu memaafkan..., menerima,
mengsisi, dan juga mengerti”
Sekarang mungkin lebih
tepatnya adalah untuk bersyukur, bahwa aku.. ataupun kita dapat mencintai,
dan tak dapat membenci seseorang yang kita sayangi walau itu sungguh terasa
sakit.
Sakit dalam mencintai,
mengasihi, dan menyayangi adalah bukti kesungguhan dari hati dan nurani yang
mau mengerti dan memahami. Mungkin terasa pedih bak luka yang tersiram oleh
air garam yang asin, ….......sakit. Perih sekali. Akan tetapi itulah
kejujuranku, itulah hatiku, itulah nuraniku, jangan pernah salahkan perasaan
yang putih ini. Inilah kesiapan, dan kebersediaan untuk rasa itu, mencintai.
Mencintai membuat kita belajar dewasa dan mengerti. Hanya akan ada jiwa dan
yang tulus yang dapat mengerti..., ketika pengertian itu tak berpihak
padanya, ketika harus sabar dalam keinginannya, saat terpaksa untuk menunggu
ketika semua tak dapat dilakukan dengan cepat dan segera, dan kala
dapat melihat kesalahan dan suatu permasalahan dari berbagai sisi dengan
beberapa penilaian yang telah ia ambil bersama pertimbangan – pertimbangan
yang matang, insya Allah.
Aku selalu berharap
pada-Nya, semoga tulus ini tidak akan pernah usang karena bala dan derita
yang ada, biarkan selalu mekar dalam kegersangan. Dalam air mata ku bahagia,
aku sangat bahagia, karena aku dapat mencintainya, mereka, dan aku dapat
mengasihi semua jiwa yang pernah melukai dan mencaci, begitu dan betapa mereka
itu adalah berharga. Lebih dari harta dan intan permata.
Ku tutup lembaran ini,
dengan lirihnya doa ku dalam hati, ku seka perlahan air mata yang sedari tadi
kupertahankan untuk tetap dalam kelopaknya.
Ya Allah..., Tuhanku, Sungguh tiada daya dan upaya melainkan
dari Rahmat-Mu, dan Pertolongan-Mu.
Sayangi mereka ya Tuhan..., ketika kasih sayangku tak dapat tersampaikan dalam kejauhan mereka sat ini berada, Jaga mereka untukku, ketika penjagaanku tak mampu melewati batas jarak ruang dan waktu.. dan Cintai mereka, ketika aku nanti tak mampu untuk mencintai lagi di dunia ini..... Amien.....,
zainalfahrudinardhiarezkitianiandiana
05/07/2011 selalu bersama selamanya
|
Langganan:
Postingan (Atom)