Selasa, 10 September 2013

Suara Yang Tertahan

Ada banyak hal yang ingin aku lepaskan di dalam diriku, namun selalu kutahan. Kemarahan yang bertumpuk, selalu saja aku tahan. Kebosanan, juga aku tahan. Rasa tidak suka kepada seseorang juga aku tahan. Aku menahan segalanya sendiri agar orang-orang di sekelilingku tidak sakit hati. Aku tidak ingin mengumbar egoku, mengumbar rasa yang mungkin saja melegakan namun ternyata menyakiti semua orang. Aku tidak ingin seperti itu.

Aku bosan. Aku marah. Aku kesal. Aku ingin segalanya segera usai. Namun, aku tidak berani jujur kepada setiap orang, karena perasaan yang hinggap itu cuma sementara. Ada kalanya kita butuh rehat sejenak, mencoba menjauh dari semua yang berada di dekat kita agar kita mampu mengambil jarak. Agar kita memiliki kerinduan ketika telah bersama mereka kembali.

Namun, rindu tidak juga datang. Keadaan semakin luntur. Yang tersisa cuma rasa bosan.

Andai kita mampu jujur sesama kita, bahwa kebosanan bukanlah suatu aib. Andai aku, mereka, dia, dan mungkin kamu bisa saling jujur antara sesama kita. Tentang rasa bosan dan penat di antara kita, dan kita mencoba saling terbuka tentang rasa bosan itu. Dan tak perlulah rasa sakit hati mendarah di dalam dada ketika kita tahu bahwa ternyata kitalah yang menjadi obyek rasa bosan tersebut.

Seseorang terkadang rindu dengan suasana baru. Kehidupan baru. Atau boleh jadi, rindu terhadap kumpulan cerita romansa masa lalu. Untuk itulah kita mengenang bahwa terkadang dengan mengingat, rasa bosan akan hilang dengan sendirinya.

Aku merasa sangat bosan. Saat ini. Sekarang juga.

Masa lalu yang aku coba bayangkan, atau masa depan yang aku coba khayalkan, tidak memberi faedah terhadap rasa bosan yang menyerang. Aku mengerti, darimana asal bosan itu hadir. Tetapi, aku tidak bisa katakan dengan sejujur-jujur perkataan mengapa dia mampu hadir, dan mengapa aku tidak sampai hati untuk mengatakan kepada dia yang menjadi sumber bosanku. Aku paham, ini adalah perasaan temporer.

Aku bukan pemain catur yang handal. Yang mampu me-reka dengan bijak sepuluh langkah ke depan dalam hidupku. Bukan pula seorang plainer, yang mampu merencanakan kehidupan berpuluh-puluh tahun ke depan hendak menjadi apa. Aku cuma seorang manusia yang berjalan sesuai dengan jalannya. Aku mengikuti ke mana arah jalanku menuju, karena toh, setinggi-tinggi aku terbang, aku akan kembali pula kepada Tuhan.

Aku tidak pernah berani mengambil keputusan. Ketika ucap kata kebosanan aku ceritakan, apa yang akan terjadi dengan hati setiap orang yang mendengarkan. Aku lebih senang berbicara dengan bahasa bersayap. Orang-orang menjadi tidak paham, bahwa merekalah yang sedang aku ceritakan. Di depan mereka, di hadapan muka mereka, aku ceritakan tentang diri mereka sendiri. Dan mereka masih mampu memberikan saran tentang apa yang harus aku lakukan, tanpa mereka mau mengeja saran yang sama dalam kehidupan mereka.

Kehidupan adalah siklus. Sebuah putaran tanpa pangkal dan ujung. Hari ini engkau membenci, esok mencintai, esok menyakiti, esok menghargai, esok engkau ingkari, esok khianati, esok sebenci-benci, esok kembali mencintai.

Beberapa manusia adalah lakon yang tidak memiliki suara tertahan. Mereka berjalan dengan kebencian di sekeliling mereka. Mereka lebih menghargai diri mereka sendiri dibandingkan menghargai orang lain. Kadang aku merasa sangsi, apakah mereka itu yang disebut dengan kebebasan. Mereka bebas dengan rasa bosan di dada mereka lantas mereka keluarkan. Pada lakon yang lain, mereka merutuki diri mereka sendiri terhadap rasa bosan yang mendera. Mereka meringkuk dengan mengaduh kepada orang lain.

Aku tidak bisa seperti mereka. Tidak mampu menyuarakan rasa bosanku terhadap mereka yang menjadi sumber bosanku. Tidak pula mampu meringkuk mengaduh kepada orang lain terhadap mereka yang ingin aku umbar mengapa menjadi rasa bosanku. Aku tidak mampu.

Apakah aku adalah lakon yang paling buruk. Mereka yang terperangkap tanpa menemukan pintu keluar. Lakon yang cuma mampu membisu. Lakon dengan hidup: SUARA YANG TERTAHAN.

Senin, 06 Mei 2013

Sepotong Cinta Untuk Tia


Tia, seorang cewek yang polos, culun, pemalu dan baik hati. Dia cewek yang pintar tapi karena pengaruh teman, ia tak sepintar dulu. Kisahnya yang sebenarnya dimulai saat ia duduk dibangku kelas 8, dibangku kelas 8 itulah Tia mendapatkan teman yang sangat baik dan sangat care padanya, bahkan Tia mendapatkan first lovenya disana. Tia sangatlah bahagia, Tia dapat tersenyum, bahkan Tia dapat tertawa lepas. Kebahagiaan Tia seakan bertambah ketika ia mulai dekat dengan teman cowok sekelasnya. Seorang cowok yang sederhana, lucu dan pintar. Seorang wakil sekertaris kelas dan anggota osis.
Namanya Abe, kepada Abelah Tia berani bercerita tentang lika-liku kehidupannya, Abe pula yang dapat membuat Tia mulai merasa nyaman dan membuat Tia mampu bermimpi di setiap pagi. Tak habis setengah semester Tia dan Abe lekas bersahabat.
Suatu Hari...
“Abe baik banget ya?” batinku ketika aku tak sengaja melirik ke Abe yang sedang nulis disamping Qois. Seketika hatiku berpidato dengan sendirinya. “Nyesel banget deh rasanya aku dulu sempet iri sama dia, secara dia cowok yang pinter, dapet ringking 1 terus, cowok loh padahal. Langka cowok kayak gitu” SiNyaris-Sempurna
Aku sama temen sebangkuku sering ngrumpiin Abe, tentang kulitnya yang putih kek, kepintarnya kek, bapaknya kek, tentang rambutnya yang aneh banget kayak Jimmy Noutron yang habis dipotong paksa sama Pak Tono, masih banyak lagi yang sering aku omongin sama temen-temen tentang Abe. “Syukur deh, aku udah bisa temenan sama Abe, sahabatan pula!” Batinku selagi teman-temanku sibuk ngegosip.
Semakin lama, aku sama Abe semakin dekat, kayak kakak sama adiknya, itu karena aku sama Abe sering komunikasi, bercanda bareng, curhat, smsan sama Abe. Habisnya, Abe orangnya lucu sih nggak ngebosenin, nggak kayak temen cowok yang lain, ini-beda.




Jam istirahat, dikelas. Abe terlihat sedang duduk sendiri. Aku mencoba untuk nyamperin dia.
“Hay? Kok sendirian? Nggak jajan di Kantin atau ngumpul bareng temen-temen yang lain sih? Malah nyendiri gitu? Nggak bawa uang apa? Aku traktir deh.” Aduh, aku kok jadi perhatian gini sih? Semoga aja Abe nggak kerasa.
“Aku lagi males aja Ti. Oiya, makasih tawarannya, aku masih kenyang. Kamu kok nggak jajan?”
“Aku udah beli sotonya Mbah Hadi. Hehehe.”
“Pantesan, kepedesan gitu.” Abe cekikikan
     Sekian lama aku sama Abe ngobrol, bel masuk pun berbunyi. Kami segera kembali ketempat duduk masing-masing.
Pukul 07.00 malam hari. Semua siswa kelas 8 berkumpul di Lapangan Upacara Bendera, mereka menunggu teman teman yang belum datang untuk mengikuti Study Tour ke Bandung, setelah Ujian Kenaikan Kelas berlangsung. Kepala sekolah memberi intruksi serta pengumuman apa yang harus para siswa lakukan selama Study Tour ke Bandung. Selagi Bapak kepala sekolah yang dari dulu aku nge-fans banget sama Beliau, memberi intruksi kepada para siswa, aku sibuk celingukan nyariin Abe. “Abe mana sih? Kok nggak kelihatan?” pertama aku bertanya tanya dalam hati. Akan tetapi, aku udah celingukan kesana-kemari nggak ketemu juga batang hidungnya. Dan akhirnya, dengan terpaksa aku tanya sama temenku
“Dev! Abe mana sih? Aku dari tadi nggak liat dia?” Aku celingkukan, sambil sedikit cemas.
“Kamu punya Hp buat apa? Sms kan bisa tho Ti?” jawab Devita teman seperjuanganku.
“Oiya, ya?” Jawabku sambil tertawa kecil.
Mbah.” Sand to Abe ...... Failed
Mbah.” Sand to Abe ...... Failed
Duh! Degg!
“Dev! Nggak nyampek smsnya!” aku bertanya dengan nada gelisah.
“Nggak ikut mungkin Ti?”
“Nggak mungkin Dev! Abe udah pesen tempat duduk kok, di bis 4, ya bis 4 aku inget kok, nggak mungkin dia nggak ikut.”
“Nggak tau aku Ti, mungkin ini malem, jadinya dia nggak kelihatan, hehe.”
“Malah bercanda! Lihat temenmu kegelisahan gini malah bercanda, nggak lucu tau Dev, huh.”
“Iya, iya maaf. Jangan marah dong Ti, cepet tua loh kamu ntar. Eh tenang aja nanti bakalan ketemu kok disana.”
“Harusnya!” bentakku, agak sedikit emosi.
Tempat pertama yang kita kunjungi yaitu Museum Geologi, sampai sana pun aku masih sibuk celingukan nyariin Abe. “Eh, itu dia si Abe, alhamdulillah dia ikut, eh baju kita samaan abu-abu, assiikkkkk! Aku samperin ah, eh nggak jadi deh, dia lagi sama gerombolonnya, aku ngamerin nggak ya? Aku harus gimana ya? Ah tauk ah.” Celotehku nggak jelas.
     Di Pemandian Air Panas, tempat terakhir yang kita kunjungi, aku berharap Abe nyamperin aku sekedar tanya “Gimana liburannya, menyenangkan kah?” Apa tanya “Beli apa buat yang di rumah?” Atau apa kek, yang penting Abe nyamperin aku, masak aku dulu sih yang nyamperin, nggak lucu dong.
“Ah! Nggak apa deh, Abe nggak nyamperin pentingkan udah liat dia, kembaran pula bajunya.” Gumamku sambil tertawa kecil.
Pukul 08.00 malam, di rumah.
1 message from Abe,
“Eh, Abe sms. Assiiikkkk!” batinku
‘Malem, gimana perasaanmu habis dari Bandung? Asikkan?’
‘Malem juga Be, asik kok asik banget malah, kalo pengalamanmu gimana?’
‘Ya pasti asiklah, bareng temen temen se-geng tuh seru!’
‘Hehe, se-gangmu sipit dan kawan kawan kan? Tapi kok kamu aku sms nggak bisa ya?’
‘Haha iya. Oh itu, maaf ya. Aku nggak bawa Hp, sebenernya aku mau nyamperin kamu, bilang kalo aku nggak bawa Hp, tapi aku malu, banyak temen kamu, aku cuma berani ngelirik kamu dari jauh aja, maaf ya. Aku nyesel deh nggak bawa Hp, nggak bisa sms kamu.’
‘Ih, pemalu’
‘Haha iya, betul nduk. Emm, udah malem nih, tidur gih kamu pasti capek kan? Berjam jam duduk dibis?’
‘Iya nih mbah, capeeekkkk banget. Aku tidur dulu ya.’
‘iya selamat tidur ya cantik, mimpi indah.’
‘eh be, Abe tuh!’
‘Hehe udah udah tidur sana.’
Karna  saking ngantuknya, aku tak menggubris sms terakhir Abe.
Tanggal 4 juli 2012, sore hari.
Tiap hari aku mikirin si Abe, nggak nyangka aku bisa sedeket ini sama Abe. Duh, seneng banget rasanya. Tiba-tiba ada pesan masuk dari Abe, yang membuyarkan semua lamunanku tentangnya.
‘Titi?’
‘Eh Titi Dj apa? Tua dong aku, ada apa?’
‘Nggak ada apa apa kok, lagi apa?
‘Lagi duduk duduk di teras aja. Lah kamu lagi apa?’
‘Lagi dengerin lagunya Vierra, rasa ini.’
‘Ciee,, ciee... lagi kasmaran nih simbah. Sama siapa mbah cerita dong!’
‘Sama seseorang tercantik, hehe.’
‘Haduh siapa ya? Erlani apa? Hayo ngaku mbah.’
Jujur sih, ada rasa cemburu kalo dia lebih mementingkan pacar barunya daripada sahabat lamanya, rasa takut kehilangan sahabat terbaikku yang udah aku anggap sebagai kakak super penasehatku.
‘Em, Ti aku boleh nggomong nggak?’
‘Ngomong apa Be, ngomong nggak bayar kok, jadinya bicaralah sesukamu.’
Rasa takutku semakin tinggi, takut kalo Abe bilang “Ti, sahabatan kita sampai disini aja ya? Aku takut kalo cewekku marah.” Atau “Tia, kamu nggak usah sms aku lagi deh, aku takut ada fitnah diantara kita yang udah dekat banget kayak gini.” Atau “Ti, bantuin aku dapetin si Dia dong!” Atau malah “Ti, aku baru suka sama si Dia nih, kenalin dong” haduh, “Abeeee! Jangan yaaa!!” teriakku dalam hati.
‘Tapi kamu jangan marah ya?’
‘Iya, ngomong aja! To the point ajalah Be.’
‘“Mau nggak kamu jadi pacarku?”’
Degg!
‘Ah kamu ini, Abe Abe nggak ada habisnya nge-lawak.’
‘Aku beneran Tia, aku serius.’
Hatiku serasa berhenti sejenak tak tahu apa yang terjadi dengan sms itu. Pikiranku nge-blank seketika.
‘Kalo kamu beneran, buktiin dong! Langsung jangan jadi pengecut sebelum berperang!’
‘Okey Ti, aku buktiin sama kamu kalo aku serius. Besok ya Jam 4 sore di Cafe G, aku tunggu di meja nomer 3.’
‘Kalo aku bisa Be.’ Aku ragu
‘Harus bisa kok.’
5 juli 2012 sore hari di Cafe G meja 3.
“Hay Tia? Lama banget sih, ini kamu mau pesen apa?” Abe menyapa dengan nada khasnya, judes. Sambil nyodorin menu saji.
“Hay Be, maaf ya, aku tadi bantuin ibu dulu, terus mandi, terus nyamperin cowok judes inih. Em, aku pesen es mocca aja deh.”
Aku iseng basa basi dulu nanyain apa yang dilakukannya dengan leptop didepannya itu.
“Eh Be, itu apaan sih? Situs apa?”
“Em, ini situs gravity, bikin tulisan keran ituloh Ti.”
“Oh iya iya aku juga tau kali Be. Kamu suka gravity toh?” tanyaku
“Em,” jawab Abe cuek. “Ti, smsku kemarin...”
Selagi aku dan Abe saling berdiam diri, entah apa yang ada dipikiran Abe, aku tak bisa menebaknya. Selagi kami berdiam diri, aku ambil Hpnya, sekedar otak-atik supaya tak terlalu garing. Aku lirik Abe yang lagi buka situs facebooknya yang sedaritadi dicuekin sama Abe, Abe mengupdate status ‘‘malah mati gaya’’.  Aku bingung dengan status yang Abe buat. Aku melirik sebentar ke layar leptopnya, pura-pura nggak tahu dan aku kembali sibuk mengotak-atik Hpnya yang cuma bisa buat telepon sama sms aja.
 “Nggak mungkinlah, aku nggak percaya.” “Abe cuma bercanda, Abe mungkin bingung jelasinnya kalo dia cuma bercanda.”  Ah kamu tuh ngomong apa sih Ti.” batinku
Ketika aku sibuk melototin layar monitor dileptop Abe. Tiba-tiba, Abe meraih tanganku dan meletakkannya didadanya. Aku terkejut dengan apa yang dilakukan Abe.
“Tia, maukan kamu jadi pacarku? Kali ini aku serius Ti. Aku nggak pernah ngerasain cinta yang begitu indah kayak gini. Kamu mau bukti apa lagi Ti? Baru pertama ini aku nembak cewek secara langsung.”
“Haha, kamu tuh sukanya ngelawak ya Be, sampe jago banget kaya gitu. Pinter akthing kayak gini, belajar dari mana?” Tia bodoh!
“Ti, liat mataku, apa aku kelihatan seperti ngelawak kaya biasanya di kelas? Apa aku terlihat seperti akthing?”
Aku lihat mata Abe begitu bersinar, tak seperti biasanya, jauh lebih bersinar. Tak terasa jantungku berdetak seperti berada di pacuan kuda. Tak percaya.
“Gini Be, aku tanya. Di luar sana kan banyak cewek cewek yang lebih pintar lebih cantik daripada aku, nggak usah jauh jauh deh di sekolah kita, Erlani itu cantik, baik, pinter, apa si Opsi? Baik, cantik, tajir, ada banyak kan? Kenapa milih aku?”
“Pilihan hatiku cuma satu Ti, itu cuma kamu, hatiku yang memilihmu. Kamu cewek yang beda Ti, nggak ada cewek yang kayak kamu, nggak ada yang sama kayak kamu. Percuma Ti kalo baik, pinter cantik, tajir tapi hatiku nggak cocok sama dia, percuma kan? Aku sukanya sama kamu Ti. Aku cinta kamu! Maukan kamu jadi pacarku Tia Andriana?”
Aku mengangguk dengan malu, karna tanpa kusadari aku juga tertarik padanya. Abe berterimakasih kepadaku. Langsung aku melihat mata Abe yang begitu bersinar, terlihat sangat bahagia. Tak tahu lagi apa yang harus aku katakan, semua tertutup kesenangan.
“Pulang yuk Be, udah sore banget nih dah jam lima. Tuh mataharinya udah mau sembunyi.” Ajakku sambil mengeluarkan uang untuk membayar es mocca pesananku.
“Okey ayok, eh eh, nggak usah aku aja yang bayar.”
“Yang bener?”
“Bener cintaa.” Kata Abe
“Hehe, makasih ya.” Hatiku masih bergedup kencang tak karuan. “Eh, Be aku pulang duluan ya, aku takut dimarahin ibu kalo pulangnya kesorean.
“Ehemb, sono pulang, dadaaahh~!”
“Daaaa.” Sahutku
Belum juga sampai rumah, Abe udah sms ‘‘Pulang dengan membawa segenggam cinta.’’
“Haha, Abe abee.. pulang gih udah sore.”
“Iya iya. Hari ini aku senenggg bangeett.”
Aku tak habis pikir, seorang Abe yang dari luar polos, judes, cuek, bisa juga jadi romantis bak supermen bisa berubah. Hahahaa. Sepanjang perjalanan pulang, aku masih memikirkan kejadian di Cafe G, seolah tak percaya.
Selama aku jalan sama Abe, hidupku seakan lebih ringan seakan tak ada beban lagi yang aku pikul, hidupku bertambah bahagia. Sering aku dan Abe menemukan penemuan-penemuan yang lucu yang bisa bikin teman teman kagum dan tak percaya. Akupun tak percaya kalau Abe yang dulunya bisa membuatku bermimpi disetiap pagi, sekarang mampu membuatku bermimpi disepanjang hari, membuatku merasakan dekat dengan mimpiku. Dan Abelah yang selalu mendukungku, dengan kata-kata puitisnya, yang membuatku bertambah bahagia. Abe juga selalu mengingatkanku untuk tetap menjalankan shalat. “Abe emang perfact! Cowok idaman.” SiNyaris-Sempura
1 tahun kemudian....
Abe terpaksa harus pindah rumah, karena ikut Bapaknya yang ditugaskan di luar kota. Aku sedih harus bagaimana. Aku memutuskan untuk break sebentar dari hubunganku sama Abe. Aku nggak benar benar putus, tapi hanya break sebentar. “Aku akan selalu sayang sama kamu Ti.” Satu kalimat dari Abe yang selalu kuingat. Aku percaya, setelah ini entah berapa tahun lagi, kita akan bersama kembali. Membangun mahakarya agung dari tangan kecil nan dingin kita. Aku percaya. Dan kita hanya perlu percaya dan sabar. Semua akan menjadi kenyataan, seperti yang kita inginkan. Seperti yang kita rencanakan dahulu.
Semenjak Tia ditinggal ke luar kota oleh Abe, Tia belum mampu membuka hatinya kembali. Bahkan beberapa cowok yang mendekatinya, tak dapat menggoyahkan hatinya sedikitpun. Entah sihir apa yang dibuat Abe, yang membuat Tia begini.
                 Suatu hari....   
Aku langkahkan kakiku ke sekolah yang penuh kenangan ini, yang membuatku lebih berarti, yang mempertemukanku dengan SiNyaris-Sempurna itu. Kutelusuri semua pelosok sekolah ini. Entah apa yang harus kulakukan disini. Rasanya bodoh jika mengingat masa lalu yang tak akan terulang kembali. Tanpa terasa, tubuhku bergemetar mengingat semua kenangan yang telah diciptakan oleh sekolah sederhana ini. Semua kenangan terekam jelas dipikiranku. Ingin rasanya aku mengulangi masa-masa itu, dimana diriku seakan lebih berarti. Seketika, terlintas jelas semua tentang SiNyaris-Sempurnaku itu. Abe? Akankah kita bertemu kembali? My First Love?

Senin, 04 Maret 2013

tanpa sengaja~


  Assalamualaikum teman, aku hadir lagi.. aku bawain cerita yang *emph bahagia apa sedih, entahlah -__-


Awalnya, dalam sebuah lamunanku, aku pernah kepengin duduk berdua bersampingan bersama denganmu didalam satu bis tanpa sengaja..
Dan akhirnya, lamunanku itu tanpa sengaja juga menjadi sebuah kenyataan, sungguh demi apapun aku tak menyadarinya kalau akan begini jadinya~~
Aku senang sih, tapi aku juga sedih. Kita bisa merasakan tekanan detak jantung yang semakin lama semakin kencang karena gelombang-gelombang frekuensi antara aku dan kamu yang membuat suhu udara disekitar kita lebih tinggi dari biasanya. Semakin tinggi dan gerah~~
Keadaan seperti ini yang hilang selama 1 tahun yang lalu. Dan aku ingin jujur, bahwa aku merindukan saat saat seperti itu. Teramat-sangat-sangat rindu.
Walau cuma hanya bahuku dan bahumu dengan tak sengaja saling bersinggungan, aku dapat merasakan kembali hangatnya kedamaianmu.

Aku ingin merasakan kembali kedamaian hati pada masa bersamamu, yang telah lama menghilang dari kehidupanku.
Tapi mengapa? Kau berubah haluan 180derajat, berpura pura tak mengenalku? Apakah aku mempunyai salah yang begitu besar padamu sehingga kau tega padaku? Aku binggung.

Selama perjalanan tadi aku bertanya-tanya "Kenapa tak menegurku? atau hanya sekedar menyapaku?"







Tauk ah! Blank semua ~~~ ` off!

Missing you be :* 
ZAINAL FAHRUDIN

Sabtu, 02 Februari 2013

for A to Z

Hidup hanya sekali, berikanlah yang terbaik buat orang orang yang kamu sayangi. walau terkadang kamu bertahan dalam duka dan sandiwara yang menyakitkanmu, itulah ujian. Tapi, percayalah disekelilingmu masih banyak yang perduli dan sayang sama kamu. Dan ingatlah tak selamanya orang orang yang kamu sayang selalu jadi yang kamu mau. Mereka bisa saja membunuh hatimu secara perlahan. Rambut sama hitam, tapi hati siapa yang tau. Maka dari itu, 'be your self'. Jangan ada kata dendam. Dan jadilah orang yang selalu memaafkan bukan jadi orang yang dimaafkan. :) 

Jumat, 05 Oktober 2012

Jangan Paksakan Langitmu


Dan jangan kamu memaksakan langitmu kepada langit mereka atau yang lain.
Bukankan telah diciptakan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling mengenal.
Tak ada guna menyamakan ego dalam satu wadah, karena ego adalah sesuatu yang sangat amat liar adanya.
Maka lihatlah bintang, pandangi iya yang menghias langit. Langit itu tercipta bukan untuk satu kaum namun bagimu semua, lihatlah langit yang tak berbingkai.
Bergeraklah ke atas dan pandangi bawahmu kelak kamu akan mengetahui mana yang tepat adanya.
Dan semua bergerak sesuai sistem, jadi jangan takut. Sistem akan terus menuntunmu.
Bukanlah kebajikan menghadapkan wajahmu ke timur dan ke barat, namun kebajikan itu ialah menyembah Allah, percaya kepada Malaikat, percaya kepada Nabi, dan beriman kepada hari akhir dan memberi makan fakir miskin.

Gaya Favorit Kita :* :)


Kesepian



Andai aku memiliki teman yang mampu mengerti bagaimana rasa kesepian itu. Bukan kesepian biasa yang mampu hilang dengan sendirinya. Kesepian ini begitu menggugat, meminta untuk diperhatikan atau jiwa menjadi taruhan.
Tak ada yang mengerti aku di dunia ini. Tak pernah ada.
Aku berjalan sendirian di dunia ini dalam jiwa yang sepi dan hampa. Aku tidak membutuhkan kekasih teman, aku membutuhkan seorang sahabat. Seorang sahabat yang mampu membawa cahaya dalam ruang pengap gelap hatiku ini.
Bukankah kamu tertawa Dea?” Tanya seorang teman. “Lantas, mengapa sepi masih melanda.
Andai engkau mampu mengerti teman. Andai engkau mampu mengerti…”batinku

Dalam jiwaku, ada aku yang meringkuk sepi sendiri. Sebuah jiwa yang tak ingin diusik. Namun dalam jiwaku juga ada aku yang melihat jiwa sepiku itu dari bilik-bilik jendela kegelapan. Hanya ada sedikit temaram dalam hati ini dalam luasan gelap seluruh titik.
Aku yang tak mengerti aku…
Ketika, rasa sepi itu datang lagi. Dhea coba usir dengan lagu dan buku namun tak mampu hilang.
Aku menghubungi sahabatku. Mungkin dia memiliki solusi di tengah puncak rasa kesendirian ini. Namun tak ada yang mampu menggugatnya.
Andai kesepian itu sebuah batu, ingin kuhancurkan ia dengan api hingga menjadi pasir serpihan.
Andai kesepian itu adalah air, ingin ku bakar ia hingga menjadi uap tak berbentuk.
Andai kesepian itu laksana gas, kan kutekan dan mempatkan ia hingga menjadi cair.
Di antara ratusan galaksi, mengapa aku masih merasa sepi? Di antara jutaan bintang, mengapa sepi ini masih saja melanda? Di antara milyaran jiwa, mengapa aku harus merasa hampa.
Andai aku mengerti. Andai aku mengerti…
Tak semudah itu memahami maksa sepi di hati. Kekosongan hati oleh rasa hampa. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di hati, sesuatu yang membuatku merasa mual dan ingin muntah. Sesuatu yang semestinya harus dikeluarkan tetapi tak akan mampu. Hanya Tuhan yang mampu.
Aku bingung. Bagaimana harus menjelaskan sesuatu yang tak akan mampu dijelaskan. Aku bingung.
Andai semudah itu menjelaskan makna hampa di jiwa. Andai semudah itu…
Tuhan, apakah ini sebuah hukuman?

Sabtu, 08 September 2012

Selaksa Hampa



Selaksa hampa!
Berjuta perasaan yang ada di dalam hati, semuanya hanya satu; jenuh. Dan jenuh itu akan terus ada, serasa abadi. Begitu absolut. TAK TERGUGAT!
Tak pernah aku membagi perasaan ini, tak pernah kecuali pada seseorang. Saat jenuh ini mencapai titik akumulasi, aku menghubunginya. Seseorang nan jauh ada di sana. Kepadanya aku membagi perasaan ini, namun aku tak pernah ingin jujur. Aku hanya jenuh teman.
Apakah kamu mengerti apa yang disebut dengan sepi?
Apakah kamu paham apa yang dimaknai dengan kehampaan?
Apakah kamu pernah mengeja arti tiap kesunyian?

Sunguh-sungguh-sungguh-sungguh-sungguh… rasa itu amat mendalam. Rasa yang berasal dari kekosongan jiwa.
Kekosongan yang amat pekat, bahkan kepada seseorang yang selama ini kuanggap kucintai pun tak pernah aku membaginya, karena aku yakin hasilnya sama saja. Dia tidak akan pernah memperdulikanku.
Teman, aku sama sepertimu. Aku bagian dari kesepian.
Selamat datang di dunia sunyi. Dunia yang hingar-bingar namun kau tetap merasa sendiri. Selamat datang!
Teman, apa yang kau rasakan adalah telah lebih dahulu aku rasakan.
Teman, bahkan yang kuceritakan kepadamu bukanlah apa-apa dibalik rahasia betapa sepinya diriku ini. Amat sangat menekan rasa itu, namun amat sangat longgar. Seperti kau memeluk belikat dari tangan berlawananmu, membuat rusuk saling beradu, menyesakkan hingga tak ada nafas yang menghembus dari paru. Teramat menyiksa.
Teman, apakah engkau mengerti itu? Apakah engkau memahami?
Senyumku, tawaku, tak akan berarti apa-apa. Dalamku masih tetap seperti dulu, sepi yang menumpuk, jenuh yang mensemesta. Selaksa hampa.
Teman, pernahkah engkau merasakan seperti ada gumpalan menyesakkan di dalam hatimu? Kumpalan itu tak membesar juga tak mengecil, hanya semakin menekan. Bahkan dia tak hilang ditelan masa. MEMBUSUK!
Selaksa hampa…
Seperti jatuh dalam jurang yang tak mendasar. Jurang hitam yang begitu pekat. Jurang yang memiliki tekanan tak terbatas. Jurang yang amat sangat tak engkau mengerti. Aku menamakannya jurang kehampaan.
Selaksa hampa… demikian adanya.

Aku Rindu Kebersamaan


Sabtu, 01 September 2012

Broken Angel – Arash ft. Helenana.

Nggak sengaja sih suka lagu ini, awalnya denger lagu ini dari mobil Pakde ku, eheh pertama denger langsung cintaa :* wkw , kalo lagi galoow biasanya aku dengerin lagu ini, masalahnya lagu ni bagus pake banget! Simaaak yaa


Broken Angel – Arash ft. Helenana.
I'm so lonely broken angel
I'm so lonely listen to my heart
Man dooset daram
Be cheshme man gerye nade
Na, nemitoonam
Bedoone to halam bade
I'm so lonely broken angel
I'm so lonely listen to my heart
One n' only, broken angel
Come n' save me before i fall apart
To harja ke bashi kenaretam
Ta akharesh divoonatam
To , to nemidooni , ke joonami , bargard pisham
I'm so lonely broken angel
I'm so lonely listen to my heart
One n' only, broken angel
Come n' save me before i fall apart
La la leyli , la la leyli , la lalalaaa
La la leyli , la la leyli , la lalalaaa
I'm so lonely broken angel
I'm so lonely listen to my heart
One n' only, broken angel
Come n' save me before i fall apart
I'm so lonely broken angel
I'm so lonely listen to my heart
One n' only, broken angel
Come n' save me before i fall apart
La la leyli , la la leyli , la lalalaaa
La la leyli , la la leyli , la lalalaaa